HDO Balanced Water

Content on this page requires a newer version of Adobe Flash Player.

Get Adobe Flash player

Search Product
Member Login Login
Testimony

Filter News :
16 November 2010
11 November 2010
21 October 2010

Search Product
Sejarah AMDK di Indonesia
Thursday, 21 October 2010
Tags :

Air magnetJakarta (11/10/2010).  Saat ini total merek AMDK yang tercatat di Badan POM Departemen Kesehatan RI jumlahnya sudah melampaui 600 merek, sebuah angka yang dapat dikategorikan luar biasa sebagai satu rekor dunia. Sebagai akibatnya, tidaklah heran dimana seringkali konsumen di bingungkan dengan pilihan sedemikian banyak jumlahnya.

Belum lagi, masing-masing merek seolah lebih mengerti daripada merek lain dan berusaha menyampaikan segala keunggulan produknya, yang terkadang malah dengan jalan tidak terpuji.

Fenomena yang berkembang tersebut sebenarnya tidak lain karena dipicu oleh belum sinkron-nya peraturan yang ditetapkan dimana tanpa memiliki fasilitas legalitas dan industri yang jelas dimilikinya, seseorang dapat memperoleh persetujuan hak pribadi atas merek sebuah produk AMDK.


Namun, jikalau kita telaah kembali - sebenarnya jenis produk AMDK di Indonesia hanya terdiri dari maksimal 10 jenis dilihat dari tingkatan jenis teknologi yang dipergunakan dalam sistem produksinya. Apa sajakah dan bagaimanakah sejarah perkembangan industri AMDK di Indonesia tersebut ?  Marilah kita mengilas-balik-nya satu persatu :

 

Sejarah Air Minum Dalam Kemasan

1973: Air Minum Dalam Kemasan pertama kali dipopulerkan oleh merek yang saat ini seakan sudah menjadi sebuah nama generik yang identik dengan air konsumsi. Pada saat itu sumber air bahan baku yang dipergunakan berasal dari air tanah yang letaknya sangat jauh di dalam tanah dan berada di antara dua lapisan tanah. Dikarenakan perolehan sumber air bahan baku yang dipergunakan adalah berasal dari sumur bor (arthesis) maka pada saat itu produk air minum tersebut dikenal dengan sebutan air Arthesis “A”. Pada kurun waktu inilah, sejarah AMDK di Indonesia dimulai dengan tehnologi awal sistem mineralisasi.

1980: baru kemudian sekitar tahun tersebut, sumber air bahan baku yang dipergunakan digantikan dengan air bahan baku yang diambil dari mata-air pegunungan yang pada saat itu kualitasnya masih tinggi karena masih belum dilalui oleh banyak pembuangan limbah industri di hulu sumber. Walaupun proses teknologi produksi yang dipergunakan masih sama, namun dikarenakan sang produsen ingin mengubah imagenya (bahwa tidak merusak tanah) maka produk jadi air minum tersebut dirubah dengan sebutan jenis air Mineral. Pada prinsipnya, jenis air Mineral ini mengandung kadar mineral yang tinggi termasuk belum dikenalnya perbedaan antara jenis kandungan mineral organik dan mineral non-organik dalam air serta dampaknya terhadap kesehatan tubuh.

1997: Air Distilasi adalah hasil dari teknologi permurnian air dengan cara menguapkan  air bahan baku dengan pemanasan pada temperatur suhu 212 derajat Celsius dan kemudian di-dinginkan kembali ke temperatur normal 24-26 derajat Celcius untuk akhirnya difiltrasi menjadi produk jadi air minum konsumsi. Air distilasi pada masa lalu banyak diaplikasikan pada lingkup industri farmasi, dikarenakan sifat kandungan air ‘hasil’-nya yang hanya mengandung H2O saja tanpa memiliki unsur komponen mineral sama sekali (baik organik maupun non-organik). Oleh karena sesungguhnya tubuh manusia masih membutuhkan mineral organic yang terdapat di dalam air, dapat dikatakan bahwa air jenis distilasi kurang tepat untuk dijadikan sebagai kebutuhan konsumsi dasar minum sehari-hari.

2001: pada tahun 2000 awal, di Indonesia mulai marak dengan Depot Air Isi Ulang, dikarenakan harga yang murah per galonnya dan proses yang mudah untuk di instalasi di tempat-tempat yang dekat dengan perumahan. Air isi ulang mengadopsi teknologi proses air yang paling sederhana untuk kebutuhan minum pelepas dahaga saja, sehingga filtrasi dan komponen didalamnya masih banyak mengandung komponen mineral non-organik dan zat logam berbahaya lainnya yang dapat menjadi endapan dalam ginjal. Sangat disayangkan bahwa dengan kondisi alasan harga jual yang harus paling murah, banyak produsen air isi-ulang mencari jalan segala cara. Perkembangan akhir-akhir ini yang terjadi adalah pemanfaatan air sumber bahan baku yang tidak dapat dipertanggung-jawabkan asal-usul tehnisnya sehingga kualitas air hasil-nya pun patut dipertanyakan.

Akhir 2001 : dimulainya perkembangan tehnik pemurnian air laut menjadi air tawar dengan konsep pompa tekanan tinggi. Mesin yang digunakan dikenal dengan istilah mesin penyaring osmosis terbalik (“reverse osmosis” atau RO). Secara garis besar, pompa tekanan tinggi akan memaksakan penyaringan air dengan level tekanan 25 bar sehingga dapat menyaring zat-zat solid terkandung di-dalam air (TDS=Total Dissolved Solid) secara maksimal. Sehingga hasil air penyaringan memiliki karakteristik yang mirip dengan air proses distilasi yang hampir sama sekali tidak memiliki zat lain didalam air selain H2O (tidak mengandung mineral sama sekali).

2003 : adalah pemunculan air-Hexagonal. Sifat Hexagonal yang dimaksud disini sebenarnya adalah sifat anomali yang dimiliki semua air dimana pada suhu dibawah -4 derajat Celsius, bentuk molekul air yang Pentagonal (mempunyai sisi 5) akan seolah-olah berubah menjadi bentuk Hexagonal (mempunyai sisi 6). Secara teori disebutkan bahwa bentuk Hexagonal ini adalah bentuk sempurna air yang dapat memaksimalkan penetrasi molekul air ke dalam sel tubuh dengan lebih cepat sehingga fungsi air tersebut menjadi optimum di dalam tubuh. Hingga kini, yang masih menjadi banyak pertanyaan orang adalah apakah dan bagaimana-kah bentuk molekul air Hexagonal tersebut dapat dibuktikan termasuk bagaimana bentuk tersebut akan mengadaptasi perubahan suhu yang berbeda-beda (misalnya pengaruh temperatur ruangan atau masalah penyimpanan).

Pada tahun ini juga, dunia multi level marketing Indonesia dimarak-kan dengan pemunculan jenis air oksigen. Beragam merek bermunculan dengan menekankan kelebihan yang sama yaitu air dengan konsentrasi oksigen yang tinggi guna kesehatan. Proses produksi yang sebenarnya terjadi adalah dengan menyuntik-kan oksigen kadar tinggi dengan tabung khusus kedalam air, sehingga bisa menciptakan air dengan kadar oksigen hingga mencapai muatan 100 mg per-liter air (kadar oksigen air normal di gunung adalah 4-5 mg per-liter air). Yang menjadi pertanyaan adalah,  kandungan oksigen yang tidak alami tersebut akan mudah terlepas sesaat botol dibuka karena sebenarnya oksigen tersebut tidak terkandung menyatu didalam ikatan molekul air. Termasuk, sesuai dengan saran produsen-nya sendiri, jenis air oksigen tingkat tinggi ini hanya dianjurkan dikonsumsi maksimal 2 botol (740 mltr) per-hari. Seperti banyak disebutkan didalam buku panduan kesehatan bahwa kadar oksigen tingkat esktrim yang terlalu sering masuk ke dalam tubuh akan memberi peluang tumbuhnya radikal bebas di dalam tubuh. Hingga perkembangan terakhir ini, sudah banyak lapisan masyarakat yang mulai menyadari fakta tersebut yang kemudian kembali meng-konsumsi air konsumsi yang sesungguhnya.

2008: Air Alkali adalah proses pemasangan atom hydrogen terhadap atom oksigen sehingga tercipta atom hidroxyl (H2O) yang berjumlah lebih banyak dengan tujuan akhir menurunkan tingkat keasam-an air tersebut menuju level basa/Alkali (pH=8). Teorinya, dengan tingkat basa air alkali akan memberikan efek anti oksidan bagi tubuh. Dikarenakan tingkat proses produksi yang tujuan utama-nya adalah menaikkan tingkat pH air saja, maka pada umumnya jenis air alkali hampir mirip karakteristiknya dengan air mineral biasa dimana kandungan mineral non-organiknya masih ada, termasuk kandungan oksigen alami terkandung masih sama kadarnya dengan air bakunya.

Awal-2009: Air magnetisasi pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia. Konsep Magnetisasi air sendiri sebenarnya sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu yang hingga kini masih dikenal dengan konsep terapi “Ayurveda” oleh bangsa India kuno. Keistimewaan khusus dari Air Magnet adalah memiliki enam elemen penting air dengan kadar alami yang seimbang, sehingga sangat bermanfaat sebagai air konsumsi sehari-hari dan bagi kesehatan manusia pada umumnya. Air yang sudah dimagnetisasi memiliki energi aktif di dalam ‘Ruang Dalam’ air, sehingga molekul air berubah menjadi lebih kecil, berjumlah lebih banyak dan gerakan molekul air yang lebih bertenaga pada akhirnya akan membantu proses peremajaan sel-sel tubuh dengan lebih baik. Selain itu kandungan oksigen alami menjadi lebih banyak dua kali (10 mg per-liter air) dan ikatan molekulnya sangat kuat tidak mudah lepas. Sementara itu pula, air magnet memiliki tingkat pH air yang alami seimbang (pH 7,4) dan masih memiliki kandungan mineral organik didalamnya- HDO News.

Sumber: spesial

be friends of Facebook: HDO Balanced Water

be followers of: airhdo

Back to News
Premium Water
- Inul Vista
- Total Buah Segar
- Apotek K24
- Lokananta
- Farmers Market

Content on this page requires a newer version of Adobe Flash Player.

Get Adobe Flash player

The information contained in this website is for general information purposes only. Photos and Articles appearing in this site are the exclusive intellectual property of HDO Balanced Water and are protected under copyright laws, otherwise stated at the item. Any usage of part or whole information is under mandatory approval of PT.StarEast International

Website managed by PT. HEXADO KREASI,
Powered by www.IncubeSolutions.com